Rachmad Resmi
Bukankah sedari awal sudah kukatakan, betapa kotornya aku
Aku ini tak sempurna dalam tubuh dan jiwa
Tubuhku penuh luka
Jiwa yang bersemayam pun tak sebening cahaya
Hidupku mengaru dan tersaruk batu
Terpelanting ke jurang-jurang di pinggir jalan
Tersesat dalm rimbunnya semak dan dedaunan
Tuesday, June 22, 2010
Saturday, June 19, 2010
Gusti Sayang Padaku
SAYANG PADAKU
Syair: Cak Nun
Arr: Kiai Kanjeng
Duka derita, duka laraku di dunia
Tidaklah aku sesali juga tak akan aku tangisi
Sesakit apapun yang kurasakan dalam hidupku
Semoga tak membuatku kehilangan jernih jiwaku
Andaikan dunia mengusir aku dari bumiNya
Tak akan aku merintih, juga tak akan aku mengemis
Ketidakadilan yang ditimpakan oleh manusia
Bukanlah alasan bagiku untuk membalasnya
Asalkan karena itu Tuhan menjadi sayang padaku
Segala kehendakNya menjadi surga bagi cintaku
Bukanlah apa kata manusia yang kuikuti
Tetapi pandangan Allah Tuhanku yang kutakuti
Ada tiadaku semata-mata milikNya jua
Ada tiadaku semata-mata milikNya jua
2000
Saya kutip dari:
Karikatur Cinta halaman 20
Syair Emha Ainun Nadjib Musik Kiai Kanjeng
Epilog: "TKI-ku Pahlawanku"
diterbitkan oleh Progress
Syair: Cak Nun
Arr: Kiai Kanjeng
Duka derita, duka laraku di dunia
Tidaklah aku sesali juga tak akan aku tangisi
Sesakit apapun yang kurasakan dalam hidupku
Semoga tak membuatku kehilangan jernih jiwaku
Andaikan dunia mengusir aku dari bumiNya
Tak akan aku merintih, juga tak akan aku mengemis
Ketidakadilan yang ditimpakan oleh manusia
Bukanlah alasan bagiku untuk membalasnya
Asalkan karena itu Tuhan menjadi sayang padaku
Segala kehendakNya menjadi surga bagi cintaku
Bukanlah apa kata manusia yang kuikuti
Tetapi pandangan Allah Tuhanku yang kutakuti
Ada tiadaku semata-mata milikNya jua
Ada tiadaku semata-mata milikNya jua
2000
Saya kutip dari:
Karikatur Cinta halaman 20
Syair Emha Ainun Nadjib Musik Kiai Kanjeng
Epilog: "TKI-ku Pahlawanku"
diterbitkan oleh Progress
Labels:
CaBe - Catatan Bebas
Friday, June 11, 2010
Demo Mahasiswa adalah Wajah Kita Semua
Oleh Rachmad Resmiyanto
Massa saat berunjukrasa di depan kampus UAD. (Foto : Rani Dwi Lestari)
Sumber foto: http://www.krjogja.com/news/detail/36048/Dianggap.Persulit.UAS..Rektor.UAD.Didemo.html
Tiba-tiba, jagad kampus kita meriah. Hampir di setiap tempat di kampus ini, banyak orang, mulai mahasiswa sampai dosen, dari karyawan sampai pejabat, semua membincangkan angka keramat. Angka itu berbilang tiga per empat. Dalam notasi perseratusan, angka itu sama dengan 75%. Dari sekian banyak bilangan yang bisa dihitung manusia dan komputer, inilah angka yang menjadi topik hangat di kampus kita. Angka tentang batas jumlah kehadiran mahasiswa di ruang kuliah agar bisa mengikuti ujian akhir.
Pada salah satu dinding ditempel spanduk plastik besar berwarna biru. Dalam spanduk itu termaktub sebuah tulisan. Hurufnya ditulis besar dengan warna putih. "Sesuai dengan SOP syarat mengikuti UAS minimal 75% kehadiran".
Beberapa mahasiswa tak terima dengan syarat ini. Mereka melakukan aksi. Mereka menuntut syarat itu tidak diberlakukan. Mereka punya keinginan, UAS tetap bisa diikuti tanpa syarat kehadiran 75%.
Labels:
CaBe - Catatan Bebas,
Pendidikan
Subscribe to:
Posts (Atom)