Rachmad Resmiyanto
Ada sesuatu yang aneh dan unik di jurusan fisika UGM. Saya merasa menemukan sesuatu yang ganjil. Serasa ada suasana batin yang menyungkup di segenap penjuru. Suasana ini begitu terasa dan seolah amat nyata. Apakah ini sebuah kebetulan belaka atau memang sudah menjadi determinisme sejarah, saya tak tahu bagaimana menjawabnya. Yang jelas, seolah dan seakan-akan ada sesuatu yang tersembunyi dibalik itu semua. Saya rasa, di UGM ini, saya menemukan the hidden connections di jurusan fisika.
Kemarin, 14 Juli 2010, Rabu harinya di Hotel Sahid Raya Surakarta saya menghadiri International Conference on Physics and Its Application for Environmentally Friendly Technology and Disaster Management. Kegiatan ini merupakan bagian Kentingan Physics Forum (KPF ke-5). Dalam sesi pleno kedua, salah satu pembicara undangan ialah Kirbani. Ia seorang dosen fisika UGM di program studi geofisika.Sekarang, Kirbani sudah menjadi Profesor. Tatkala Pak Kirbani melangkah maju untuk menggelar paparannya tentang apa isi perut bumi di bawah Surakarta, imajinasi saya tiba-tiba liar.
Cobalah tengok nama-nama profesor fisika UGM untuk saat ini. Seluruh nama itu diawali dengan huruf "K". Mari kita bariskan nama-nama itu: Karyono, Kusminarto, Kirbani. Lalu adakah yang istimewa?
Beberapa dosen yang (dalam pandangan saya) segera menyusul profesor ternyata juga berawalan dengan huruf "K", yakni Kamsul Abraha dan Kuwat Triyana. Bagaimana dengan huruf yang lain?
Sebelum ini, profesor fisika di UGM hanya satu saja, Muslim. Huruf awalnya adalah "M". Beberapa nama dosen yang juga segera meraih profesor, ada juga yang berawalan huruf "M". Nama-nama itu adalah Muhammad Farchani Rosyid, Mirza Satriawan dan Mitrayana.
Muslim merupakan murid dari profesor fisika sebelumnya, Achmad Baiquni. Nama yang berabjad awal "A". sepertinya dosen-dosen yang turut segera menyusul meraih profesor juga ada yang namanya berawalan huruf ini, tengok saja, Ari Setiawan dan Arief Hermanto.
Sejak awal, fisika memang aneh. Barangkali tepatnya aneh tapi nyata. Ia mempelajari jagad gumulung sampai jagad gumelar (mikrokosmos ke makrokosmos). Meski objeknya membentang amat luasnya, asumsinya ternyata sederhana, semuanya pasti bisa dibikin pola. Dan kini, nama-nama yang hendak bikin pola itu, ternyata juga bisa dibikin pola.
Lalu bagaimana dengan saya? Saya pakai huruf "R". Sepertinya nama macam saya polanya adalah mahasiswa biasa yang suka jalan-jalan dan kuliner bersama teman sekelas seusai kuliah. Satu lagi, kami juga suka foto-foto. ^_^
sumber foto: http://ilmukomputerugm2004.files.wordpress.com/2009/12/dsc00461.jpg
Pogung Lor, 15 Juli 2010
Wednesday, July 14, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
hehehehe, sip Mas........
ReplyDeletehehehe...
ReplyDeleteProf. R. Achmad Resmiyanto
ReplyDeleteTenang mas Rahmat. Kalau nggak dapat depannya ya cari belakangnya. Lihat saja KaryonO, KusminartO, Kuwat TriyonO, Arief HermantO satu lagi Jazi Eko IstiyantO. Berakhiran O semua. Jadi masih ada harapan mas Rahmat ResmiyantO.
ReplyDelete