Friday, November 13, 2009

Menulis Proposal Skripsi yang Baik

Selama ini sepertinya masih banyak mahasiswa yang bingung bagaimana menulis proposal skripsi yang baik. Setidaknya ini menurut hasil pengmatan saya selama melakukan telaah (review) atas beberapa proposal skripsi mahasiswa saya. Meskipun skripsi yang saya telaah merupakan skripsi pendidikan fisika, tetapi saya kira kesalahan ini merupakan kesalahan umum yang diidap oleh banyak mahasiswa, apapun ragam disiplin ilmunya.



Saya akan mengambil contoh beberapa judul proposal skripsi untuk memudahkan saya bertutur di sini:
  1. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Fisika pada Pokok Bahasan Getaran: Ayunan Selaras dan Pegas berbasis Bilingual (Dua bahasa) untuk SMA Kelas XI IPA di Kab. Indramayu
  2. Pengembangan MEdia Pembelajaran Computer Assisted Instruction (CAI) MEnggunakan Eksperimen Virtual LAboratory
  3. Pengembangan Metode Cooperative LEarning dalam Pokok Bahasan Hukum Ohm di SMA NEgeri 3 Cilacap
Hampir setiap kali melakukan telaah, kesalahan-kesalahan yang sama sering ditampilkan ulang oleh mahasiswa yang lain.



Satu, apa yang menjadi rumusan masalah tidak diceritakan dalam latar belakang masalah. Ini merupakan kesalahan yang akut. Bagaimana mungkin permasalahan inti justru tidak ada kenyataannya dalam latar belakang masalah? Tebak saya, banyak mahasiswa yang sekedar menjadikan latar belakang masalah hanya sekedar sebagai lipstik pemanis proposal saja. Padahal, latar belakang masalah justru memegang peran sebagai pintu gerbang untuk menjelaskan betapa pentingnya penelitian kita. Ketika rumusan masalah tidak dapat ditemukan dalam latar belakang masalah, maka muncul pertanyaan besar, darimana datangnya rumusan tersebut?

Dua, latar belakang masalah tidak menceritakan substansi persoalan yang akan diteliti. Ambil contoh judul nomor 1 di atas. Seharusnya, dalam latar belakang masalah diceritakan bagaimana keadaan lapangan (kenyataan) tentang buku praktikum, baik modelnya (isi), penggunaannya, tanggapan guru, kesesuaian dengan jaman dll. Juga diceritakan bagaimana sebenarnya permasalahn topik ayunan ini di lapangan, apakah banyak siswa yang tidak paham dengan topik ini, apakah buku yang ada banyak yang melewatkan topik ini dll. Yang sering dilakukan mahasiswa adalah bercerita tentang persoalan-persoalan buana (global) yang sebenarnya justru tidak terlalu penting bahkan tidak diperlukan dalam penelitian. Misalnya, mahasiswa ingin meneliti bagaimana pengaruh suatu software simulasi fenomena fisika. Mahasiswa ini banyak bercerita tentang perkembangan teknologi komputer dan informasi yang sudah umum dibicarakan. Seharusnya, ia bercerita tantang software itu saja, tentang pokok bahasan yang disimulasikan software, keadaan di lapangan tentang pemahaman siswa dalam pokok baasan tersebut bagaimana dll.

Tiga, menulis identifikasi masalah dengan menggunakan ragam kalimat tanya. Coba bandingkan kalimat berikut ini:

  1. Siapa yang berkerudung coklat itu?
  2. Mahasiswi semester 7 dan sering berkerudung coklat.
  3. Apakah nilai fisika siswa rendah?
  4. Rendahnya nilai fisika siswa.
Kalimat 1 dan 3 dibuat dalam kalimat tanya, dan ini yang sering digunakan oleh mahasiswa dalam menulis identifikasi masalah. Kalimat macam begini, lebih tepat apabila disebut sebagai kalimat investigatif, dengan berbekal kalimat-kalimat itu kita bisa mengembangkan aktivitas untuk menjawabnya. Oleh karena itu kalimat identifikasi masalah lebih tepat jika menggunakan kalimat 2 dan 4. Kalimat 2 jelas menyatakan bahwa informasi yang dikandungnya akan menjuruskan orang untuk mengenali/mengidentifikasi sesosok mahasiswi. Kalimat 4 jelas menunjukkan bahwa ada masalah dengan nilai fisika siswa. Dengan demikian, kalimat identifikasi masalah sebaiknya ditulis dalam ragam kalimat negatif. Sebab ini langsung menunjukkan adanya masalah dan jelas masalahnya itu apa.

Empat, tujuan penelitian sulit untuk diukur. Salah satu ciri tujuan yang baik adalah dapat diukur dengan mudah. Artinya, indikator untuk menilai apakah tujuan telah tercapai atau belum dapat ditentukan. Misalnya seorang mahasiwa menulis tujuan penelitiannya adalah ingin mengetahui X. Maka, indikator keberhasilan penelitian adalah dengan diketahuinya X.

(bersambung...)

2 comments:

  1. Ini sambungannya mana ya? Hehehe

    ReplyDelete
  2. Bikin penasaran aja...wkwk

    Keren...

    Oh yah,,, Bagi yang butuh link download proposal lengkap,, bisa cek di link ini:
    KUMPULAN CONTOH PROPOSAL


    Salam bersinergi...

    ReplyDelete