Tuesday, August 25, 2015

Hubungan antara Ilmu dan Ideologi


Karya besar Newton, Principia, ternyata bukan produk kejeniusan ilmiah melainkan konsekuensi logis dari kekuatan sosial dan ekonomi abad ke -17 di Inggris. Principia melayani kepentingan kaum borjuis.
~hessen

Principia merupakan buku induk fisika klasik.

Monday, August 24, 2015

Kebenaran Sains

Imam Al Ghazali merinci tingkatan kebenaran. Yang paling rendah ialah kebenaran diri sendiri. Tingkatan di atasnya ialah kebenaran orang banyak. Tingkatan tertinggi ialah kebenaran sejati.

Selama ini sains sering dinyatakan sebagai kesepakatan para ilmuwan dalam menjelaskan fenomena. Apakah ini menunjukkan bahwa kebenaran sains ialah kebenaran orang banyak? Artinya, tidak menutup kemungkinan bahwa kebenaran-kebenaran sains ada yg juga sampai pada kebenaran sejati dan ada yg tidak.

Hukum Alam

Apa yang sesungguhnya kita sebut sebagai "hukum alam" itu ialah cara Tuhan bertindak. Penerimaan ini mengharuskan kita meyakini bahwa perilaku alam memiliki kemungkinan-kemungkinan yg tak berhingga.
-al attas

di Lapangan Tembak Slamet Sudibjo - Magelang.

Wednesday, August 19, 2015

Prinsip Epistemologi


 ۚإِنَّ الظَّنَّ لَا يُغْنِي مِنَ الْحَقِّ شَيْئًا ۚ [يونس : 36]


Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran
— di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Tuesday, August 18, 2015

Duduk Selonjor



Saya pernah membaca kisah Imam Abu Yusuf. Beliau merupakan murid Imam Abu Hanifah.
Imam Abu Yusuf tidak pernah berani duduk selonjor dg kaki menjulur ke arah rumah Imam Abu Hanifah meski jaraknya sekitar 70 meter.

Akhlak yg sungguh mulia.

Sunday, August 16, 2015

Mujtahid Fisika


Seorang mujtahid (mutlak) ialah seorang pembaharu. Dalam fikih kita mengenal beberapa mujtahidin mutlak yg akhirnya dikenal sebagai imam madzhab, yakni Imam Syafi'i, Imam Abu Hanifah, Imam Malik, dan Imam Ahmad. Dalam satu lingkungan madzhab masih banyak juga mujtahidin dwngan berbagai tingkatnya.
Imam Ahmad pernah ditanya apa syarat seseorang dapat diaebut mujtahid. Beliau menjawab hapal 500.000 hadits.

Di fisika sepertinya tidak ada syarat khusus. Kok iso yo?

Desakralisasi Alam


Fisika kita telah mendesakralisasi alam. Alam telah diceraikan dari pemahaman mistis dan magis ilahiah.

Saturday, August 15, 2015

Sains dan Kebenaran Mutlak


Para saintis percaya bahwa manusia tidak akan bisa mencapai kebenaran mutlak. Ini keliru.
Kalimat itu contradictio in terminis. Jika kita harus percaya dg kalimat itu maka kalimat itu sendiri juga bukan kalimat yg benar mutlak. Jadi, kalimat itu sudah runtuh dengan sendirinya.

Lalu, benarkah manusia bisa mengetahui kebenaran mutlak?

Dalam Al Kahfi:25 Allah memberi kabar kepada kita bahwa mereka tidur di gua 300 tahun dan ditambah 9 tahun lagi. Dalam perhitungan kita, 300 tahun adalah tahun syamsiah dan 300+9 tahun adalah tahun qomariyah. Bukankah ini menunjukkan bahwa kebenaran sains kita bertemu dg kebenaran yg diberitakan Allah Tabaraka wa Ta'ala?

Dalam perhitungan kita, setahun ada 12 bulan. Hadits yg diriwayatkan Bukhari juga mengisahkan bahwa setahun itu ada 12 bulan, 4 bulan diantaranya ialah bulan haram.

Lho, bukanlah sains itu hanya kesepakatan sahaja? Betul. Sains, dalam hal ini sistem penanggalan, ialah kesepakatan. Tapi, bukankah ini kesepakatan mutawatir sejak zaman babylonia, mesir kuno hingga masa kini, lintas zaman yg panjang dan tersebar di banyak kawasan peradaban.

Salam dari ketinggian 2000mdpl
‪#‎dataran‬ tinggi dieng

Hipotesis = Keraguan?

Banyak yg bilang bahwa hipotesis itu adalah ekspresi keraguan seorang peneliti. Ini salah.

Banyak yang bilang bahwa sains itu berangkat dari keraguan. Ini juga salah.

Hipotesis itu bukan ragu tapi persangkaan peneliti. Persangkaan dan ragu itu berbeda. Dalam epistemologi, sangkaan itu dhon, ragu itu syakk. Dalam sangkaan, kita punya kecondongan. Dalam keraguan, kita tidak bergeming atas seluruh pilihan.

Sains tidak mungkin berawal dari keraguan. Sebab keraguan tidak akan bisa membawa kepada kebenaran. Kebenaran hanya bisa diraih dengan keyakinan.

Keraguan haruslah kita tinggalkan. Sebagaimana kalau kita merasa kentut, selama belum ada bukti suara dan bau, maka rasa itu harus ditepis. Ini epistemologi yg diajarkan syariat.

Keyakinan tidak bisa dihapus oleh keraguan.

=========
Orang 1: Apa itu kebenaran? Dan apa yang dimaksud dengan salah? Apa itu keraguan?

Orang 2: ada istilah khoto (salah),wahm (dugaan lemah),syak (keraguan),dzann (dugaan kuat),yakin ..semua tergantung pada qarinah dan dalil yg mnyertainya...kalau diprosentasi khoto': 0,wahm: 25,syak:50,dzann:75,yakin:100 

Saya: Kebenaran (al haqq) sebagai lawan dari al bathil ialah ketika 'aql sudah sampai pada kecocokan dengan persyaratan tempat atas setiap sesuatu. Secara ontologus setiap sesuatu di alam raya ini sudah disebar diatur seauai dengan naratib dan derajatnya. Jika manusia sudah mencapai ini maka ia akan menjadi manusia yg 'adl. Sikap 'adl yg dimilikinya akan membuatnya beradab. Maka kesalahan ialah memahami sesuatu yg tidak sesuai dg tempatnya yg tepat. 

Saya: Keraguan ialah posisi di antara dua posisi. Keraguan ialah ketika 'aql tidak memilih sama sekali atas pilihan yg ada. Ketika 'aql sudah memiliji kecondongan pada yg satu tapi tidak sampai menolak kepalsuan yg lain maka itu dhon. Ketika 'aql condong pada yg satu dan menolak kepalsuan yg lain maka itu yakin. 

Friday, August 14, 2015

Fisika Bukan Ilmu Agama?

Semasa saya kuliah, kira-kira satu setengah dekade silam, dalam beberapa kajian para ustadz sering bilang bahwa yg dimaksud dg ilmu itu adalah ilmu agama, bukan ilmu umum semacam fisika. Dampaknya, saya menyaksikan beberapa kawan kemudian men-DO diri dari kuliah dan memilih mengaji di kajian-kajian lepas atau pesantren. Sebagai pilihan hidup, kita hanya bisa menghargai.

Fisika ialah ilmu yg menafsir jejak-jejak-Nya di alam raya. Setiap yang ada di alam raya ialah ayat (tanda). Tidak setiap orang bisa membaca tanda seperti halnya tidak setiap orang bisa menafsirkan ayat Quran. Ikhtiar para fisikawan ialah senantiasa merenungi penciptaan bumi langit dan silih bergantinya siang malam dalam berbaring, duduk, dan berdiri. Puncak perenungan ini tercapai tatkala mereka bisa berseru "Wahai Tuhanku, sungguh setiap detil yg ada di alam raya ini punya fungsi dan keterkaitan dg seluruh jaringan (tidak ada yg sia-sia), Maha Suci Engkau, jauhkan kami dari api neraka." Inilah ulul albab (Al Imran: 190-191)