Friday, August 14, 2015

Fisika Bukan Ilmu Agama?

Semasa saya kuliah, kira-kira satu setengah dekade silam, dalam beberapa kajian para ustadz sering bilang bahwa yg dimaksud dg ilmu itu adalah ilmu agama, bukan ilmu umum semacam fisika. Dampaknya, saya menyaksikan beberapa kawan kemudian men-DO diri dari kuliah dan memilih mengaji di kajian-kajian lepas atau pesantren. Sebagai pilihan hidup, kita hanya bisa menghargai.

Fisika ialah ilmu yg menafsir jejak-jejak-Nya di alam raya. Setiap yang ada di alam raya ialah ayat (tanda). Tidak setiap orang bisa membaca tanda seperti halnya tidak setiap orang bisa menafsirkan ayat Quran. Ikhtiar para fisikawan ialah senantiasa merenungi penciptaan bumi langit dan silih bergantinya siang malam dalam berbaring, duduk, dan berdiri. Puncak perenungan ini tercapai tatkala mereka bisa berseru "Wahai Tuhanku, sungguh setiap detil yg ada di alam raya ini punya fungsi dan keterkaitan dg seluruh jaringan (tidak ada yg sia-sia), Maha Suci Engkau, jauhkan kami dari api neraka." Inilah ulul albab (Al Imran: 190-191)


Sebagaimana dituturkan ibnu Abbas dalam suatu hadits, Nabi kita yang mulia bahkan pernah menangis dalam salah satu shalat malamnya tatkala membaca ayat ini.

Masihkah kita bilang fisika itu bukan ilmu agama?

========
Orang 1:  
bismillah. Ya fisika bukan ilmu agama pak. Tidak ada kewajiban belajar, adapun kewajiban menuntut ilmu disini yg dimaksud ilmu agama.. Yg akan ditinggikan drajatnya ya ilmu agama..! Di fisika ndak ada pak tuntunan tata cara beribadah kepada Allah. Adapun belajar fisika itu mubah saja, selama tidak ada penyimpangang aqidah didalamnya silahkan. Dan setahu saya nanti di hari kebangkitan tidak ada pertanyaan dan kaitanya dengan fisika.

Saya
Jika begitu cara pandangnya, ekonomi itu juga bukan bagian dari agama. Tidak ada tuntunan tata cara beribadah di sana. Tapi lihatlah, ada fenomena riba di sana. Apakah ini bukqn bagian dari agama? Lalu apakah belajar ekonomi yg bebas dari riba tetap mubah saja?

Menganggap bahwa agama hanya mencakup ibadah ubudiah saja, itu menyempitkan agama dan bahkan visa jatuh ke sekulerisme. Agama itu mengatur seluruh per kehidupan manusia, fisika adalah bagian kecil dari peri kehidupan itu.

Menurut klasifikasi ilmu Imam Al Ghazali, ilmu terbagi menjadi fadhu 'ain dan kifayah. Belajar fikih shalat itu wajib tapi hanya bagi orang sudah mukallaf. Bagi anak kecil yang belum baligh itu tidak fardhu baginya. Belajar fiaika, ekonomi, biologi, ilmu pendidikan itu wajib bagi umat islam, tapi tidak untuk setiap orang. Selama sudah ada sebagian yg melakukannya maka seluruh umat islam sudah gugur kewajiban. Bayangkan jika belajar ilmu semacam itu hanya mubah saja? Saya taklid pada pembagian ilmu Al Ghazali.
 
Orang 1:  
ilmu adalah agama maka lihatlah kepada siapa kalian mengambil agama kalian, dalam muqadimah shahih muslim.

Menurut Al-Imam Ahmad t, ilmu yang wajib untuk dituntut adalah yang akan menegakkan agama seseorang, dan tidak boleh ia menyepelekannya. Beliau lalu ditanya: “Seluruh ilmu itu akan menegakkan agama?” Beliau menjawab: “Yakni kewajiban yang wajib atas dirinya maka wajib ia menuntutnya.” Beliau ditanya: “Seperti apa?” Jawabnya: Yaitu yang ia tidak boleh bodoh dalam urusan shalatnya, puasanya dan sejenisnya.Hasyiyah Ushul Ats- Tsalatsah hal.   

Saya:  
komentar antum di luar konteks diskusi mas. silakan antum pahami dulu apa itu worldview, filsafat ilmu dalm fisika. Antum bisa mulai dari kajian-kajian Insist yg dipelopori Ustad Fahmi Zarkasyi (putra pendiri pondok Gontor) ketua MIUMI pusat.

Jika antum tidak mau belajar fisika, itubtidak berdosa. Jika antum tidak mau belajar ekonomi, antum juga tidak berdosa. Tapi bayangkan jika seluruh umat islam tidak ada sama sekali yg belajar ilmu fisika, ekonomi dll. Apakah umat islam hanya umat yg setiap hari duduk wirid shalat saja?

Apakah ilmu perang itu tidak wajib? Bagi individu-individu tertentu ia tidak wajib, tapi bagi umat ada kewajiban belajar ilmu perang yg mungkin bisa diwakili beberapa orang saja.

Apakah antum juga akan bilang bahwa ilmu perang itu bukan bagian dari agama?


Orang 1
 maaf pak yang saya sebut itu bagian kecil saja pakk... Nanti dalam ilmu agama itu ada aqidah,sejarah (bukan sjarah indonesia lho) fiqih meliputi sholat, puasa, jual beli halal harom,riba, jihad, muamalah, al wala wal baro, ilmu hadits jarah wa tadil, tahdzir wal hajr, thoharoh.. Dan bberapa sejenisnya. Tg setahu saya tidak ada dalam kitab para ulama tentang pembelajaran fisika yang memaparkan sprti dlm kitab fisika. Yang mungkin saya belum tahu, ya nanti tak belajar lagi..   

Saya:  
Saya kasih contoh begini mas. Dalam fisika kita mengenal kausalitas, hukum sebab akibat. Dalam fisika klasik, kita sangat meyakini betul bahwa setiap peristiwa di alam selalu terikat dg sebab akibat. Tapi, mungkin banyak yg belum mendengar, bahwa terlalu mempercayai bahwa segala sesuatu terikat dg sebab akibat saja di alam itu bisa jatuh ke derajat kufur. Ini salah satu pendapat imam Ghazali. Lihatlah cengkeraman cara berpikir ini dalam masyarakat. Banyal yg berpikir bahwa mati itu disebabkan oleh sakit. Karwna itu banyak bertanya begitu mendengar berita orang meninggal, dia akan langsng bertanya disebabkan oleh sakit apa? Ini cengkeraman kausalitas. Padahal sakit itu bukan penyebab mati. Penyebab mati itu adalah terpisahnya ruh dari jasad dan itu peristiwa yg berdiri sendiri. Dll..

Jadi, banyak hal di fisika yg sebenarnya memerlukan pemahaman dasar-dasar agama. Karwna itulah fisika itu juga bagian dari agama.
 

1 comment:

  1. Roh? Jangan buat saya ketawa.. semenjak kapan ada penelitian yang dipublikasikan di jurnal ilmiah bergengsi membahas mengenai roh? Bagaimana bisa fisika merupakan bagian dari agama, jika agama membahas hal-hal yang hanya ada di imajinasi manusia (dan tidak terbukti secara saintifik) seperti roh?

    ReplyDelete