Thursday, December 23, 2010

Ketika Ibu Disingkiri, Alam pun Tak Lagi Lestari

Oleh Rachmad Resmiyanto



Sebelum era Newtonan, pandangan manusia dihampir sebagian besar peradaban dunia melambangkan bumi bak ibu yang menyusui. Ini pandangan yang organik. Sebuah pandangan yang hidup, bersifat ekologis. Setelah datang Newton, pandangan bahwa bumi merupakan ibu yang menyusui kemudian diubah. Newton seorang begawan fisika klasik. Bumi tak lagi dipandang sebagai ibu tapi dianggap selayaknya sebuah mesin. Alam adalah sebuah mesin raksasa. Pandangan Newton bersifat mekanis.

Konsepsi Newton didukung oleh para kaum borjuis. Newton menang. Kaum borjuis jelas punya kepentingan. Jika konsepsi Newton diterima maka mereka tidak akan dicerca ketika melakukan eksploitasi bumi.



Bagi yang menganut bahwa bumi adalah ibu yang menyusui, maka ekploitasi tak karuan merupakan tindakan haram. Itu adalah perbuatan yang bikin sakit hati ibu.

Dekat sebelum Newton, ada Francis Bacon. Prosedur induktif atau empiris dalam metode ilmiah ditengarai dimulai oleh Bacon. Ia adalah seorang jaksa penuntut umum pada masa Raja Charles I. Sebagai jaksa, ia terbiasa melakukan tuntutan di pengadilan kepada para penyihir perempuan pada masanya.

Bacon ternyata bukan hanya sekedar jaksa, ia juga berminat dalam filsafat ilmu. Ia punya karya besar, Novum Organum, berangka tahun 1620. Bacon bukan hanya penuh semangat tapi juga sangat kejam dalam memilih metafora-metafora untuk mengembangkan metode penelitian empirisnya. Baginya, alam yang biasa dipandang sebagai perempuan, harus diburu, diikat dan dijadikan budak. Alam harus dikerangkeng. Tujuan ilmuwan adalah mengambil rahasia alam secara paksa. Sepertinya, pekerjaan di pengadilan benar-benar mempengaruhinya.

Konsep bumi sebagai ibu yang menyusui diubah secara radikal dalam banyak tulisan Bacon. Ketika Revolusi Ilmiah sedang berlangsung di Barat, konsepsi bumi sebagai ibu yang menyusui telah lenyap. Ia diganti dengan pandangan baru, alam adalah mesin.

Saya baca-baca literatur, ada kabar bahwa kerusakan alam selama 300 tahun terakhir tak pernah tertandingi oleh peradaban-peradaban sebelumya. Maka, ketika ibu diingkari, sejak itu kerusakan alam begitu mengkhawatirkan. Saya cemas apakah alam bisa lagi lestari.

Salam takzim buat para ibu.

Kayen Yogyakarta, 17 Muharram 1432 H/ 23.12.2010

1 comment: