Wednesday, December 15, 2010

Sains dan Politik

Oleh Rachmad Resmiyanto

Sains tak bisa benar-benar dilepaskan dari pengaruh politik. Pada 1120, Raja Inggris bikin ketetapan, jarak antara ujung hidung dan tangannya yang merentang adalah satu yard. Di Perancis, Raja Louis XIV menggunakan panjang kakinya untuk standard ukuran panjang. Kaisar Napoleon Bonaparte lalu bikin satuan panjang dalam meter. Satuan inilah yang jadi Sistem Internasional. Memang, sains tak bisa lepas dari politik.

Sains atau tool sains, semuanya sama, terpengaruh oleh politik juga. Konsep-konsep Newtonian mnjadi begitu dominan dan diterima sebab ia didukung kaum borjuis kala itu. Pandangan Newton bahwa alam ini sebuah mesin telah bikin justifikasi bahwa eksploitasi alam secara besar-besaran adalah sah. Ini berbeda dengan pandangan organik sebelum era Nwton, bahwa bumi adalah ibu yang menyusui, sehingga secara etis menjadi pembatas manusia dalam merusak alam.

Fakta itu ibarat batu-bata. Sebagaimana tumpukan batu bata yang tak ada artinya, maka sekedar kumpulan fakta saja juga tak ada artinya. Fakta-fakta itu perlu disusun dan ditafsirkan sedemikian hingga ia bisa dibaca sebagai sains. Di sinilah pengaruh-pengaruh itu menyusup.

No comments:

Post a Comment