Banyak temanku yang sudah melepas masa lajangnya. Teman sepermainan di kampung, Supri, baru saja meminang gadis kampung tetangga. Kabar ini bikin aku kaget. Kok cepat sekali perkembangannya.
Teman-teman sekolah, SMP dan SMA, juga sudah banyak yang membina keluarga. Ahad, 27 Desember 2009, Aku ngobrol via penyeranta dengan teman SMP. Namanya Beny Halfina. Dulu, sewaktu pertama kali masuk sekolah, ia duduk di bangku belakangku. Teman sebangkunya bernama Hari Marwoto, berperawakan gendut, kontras dengan dia yang waktu itu masih berperawakan kecil.
Beny naik sepeda jengki warna hijau tua. Mereknya tak tanggung-tanggung, RRT. Di kampung, sepeda jengki yang punya nilai tinggi adalah RRT. Ia banyak digemari orang. Kata orang sepeda RRT selalu wantek. Rumah Beny lebih jauh ketimbang aku. Saban pagi, ia berangkat pukul 06 pagi. Saban hari ia naik sepeda jengki. Sesekali ia dibonceng ibunya dengan vespa mini warna biru. Aku suka dengan gayanya mbonceng.
Aku dan Beny pernah duduk sebangku. Lucu juga ingat pengalaman waktu SMP. Suka bikin ketawa sendiri.
Suatu ketika, kami duduk di barisan pertengahan. Di baris paling depan, ada teman kami, Dyah Weny Respatie. Dia anak yang pintar. Rambutnya agak keriting dan sering dikucir di belakang. Tiba-tiba, Beny punya ide usil. Ia melepas isi pulpennya. Kami suka dengan pulpen Pilot BPT.P, merek kebanggaan kami. Kertas-kertas kecil digulung bak peluru gotri. Dan, ia tembakkan melalui selongsong pulpennya itu dengan meniup kencang. Kami menyebutnya tulup. Banyak kertas-kertas kecil bergantungan di rambut Weny, seeprti bintang kecil yang bertaburan di langit. Aku jadi tertarik dengan permainan itu. Aku menirunya. Sialnya, ketika giliranku menembak, Weny keburu sadar, ia marah habis-habisan sama aku. Alamaak! Hari itu aku sedang apes. Kami berdua cekikian. Ini nakal model anak kecil.
Beny adalah anak yang pintar di kelas. Weny, apalagi. Sekarang Weny sudah menikah. Suaminya adalah teman SMA, juga teman aku dan Beny.
Ahad siang itu, kami ngobrol melepas kangen. Sampailah pada topik resolusi 2010.
"Yang jelas, resolusi 2010 aku bisa nikah", kata Beny dari Bekasi.
Wua... Satu persatu temanku menikah. Ia tahu kalau aku belum menikah. Malamnya, ia miskol dan kirim sms ke aku.
"15 tahun lalu, kuingin mengungguli kalian berdua.. namun ku selalu di belakang.. tertinggal. kini adakah yang bisa kukejar? hehe" (27 Desember 2009 21:05:25)
Sunday, December 27, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment