Wednesday, December 23, 2009

Kesalahan Umum Berbahasa dalam Skripsi Mahasiswa

Rachmad Resmiyanto

Banyak mahasiswa yang tak suka membuka-buka pedoman EYD ketika menulis skripsi. Di toko-toko, buku pedoman EYD, Ejaan Yang Disempurnakan, banyak dipajang. Ada yang dikemas dalam edisi yang menarik hati. Sampul dibikin menawan. Huruf-huruf ditata rapi. Ada pula yang dikemas seadanya. Ada yang berlabel harga lumayan, ada yang hanya perlu dibayar dengan 5-6 lembar seribuan. Buku EYD bukan buku yang tebal atau bikin jengah. Buku ini relatif tipis, tak ada seratus halaman. Sayang sekali, banyak mahasiswa yang tak suka buka-buka buku ini.


Skripsi merupakan masterpiece mahasiswa untuk menjadi sarjana. Amat sayang, banyak mahasiswa yang mengerjakan ala kadarnya saja. Setiap kata yang ditulis belum tentu dipahami maknanya. Jangankan makna, menulisnya saja masih sering melanggar tata cara. Ini benar-benar bikin sedih.

Kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan itu perlu dikumpulkan. Mahasiswa berikutnya biar bisa berbahasa dengan lebih baik. Bahasa adalah bagian dari adab. Mahasiswa perlu diberi teladan untuk menjaga mutu dalam berbahasa.


Aktivitas dan aktifitas


Bahasa Indonesia tidak pernah menyerap imbuhan asing -ization dan -ity secara mandiri. Kedua imbuhan ini selalu diserap bersama dengan kata dasarnya. Setiap kata yang berakhiran -ity diserap menjadi -itas, macam universitas (university) dan produktivitas (productivity). Maka, kata activity akan menjadi aktivitas.

Jangan salah sangka! Bahasa Indonesia tak punya akhiran -itas. Kata aktif memang berasal dari active. Tapi, aktif + (-itas) tak mungkin pernah ada.

Kejadian serupa ini juga menimpa kata efektif dan efektivitas.


Standardidasi dan standarisasi

Banyak yang masih terkecoh. Kata standard memang diserap menjadi standar. Tapi, bahasa Indonesia tak mengenal akhiran -isasi. Akhiran macam ini selalu diserap sepaket dengan kata dasarnya. Kata polarisasi bukan berasal dari "polar + (-isasi)" tapi diserap langsung dari kata polarization. Karenanya, kata standardization akan menjadi "standardisasi". Otomatis, kata standarisasi merupakan kata tak baku.
(belum rampung...)

No comments:

Post a Comment